Powered By Blogger

Kamis, 31 Januari 2013

Badai Tsunami Politik Yang Melanda Sejumlah Parpol Di Indonesia

Badai tsunami yang melanda sejumlah partai politik (parpol) di Indonesia tidak lepas dari semakin dekatnya pemilu 2014. Dimana sejumlah partai mulai mempersiapkan bakal calon untuk bertempur di pemilu 2014, namun dari bakal calon yang akan maju sebagai capres maupun cawapres Indonesia sampai saat ini hanya sebatas isu atau wacana, dari berbagai partai besar seperti, Demokrat, Golkar, PDIP, Gerindra, Hanura, PAN, PPP, PKB, PKS, selain dari ke 9 partai besar lama diatas, ada satu partai yang menjadi pusat perhatian publik saat ini adalah partai Nasional Demokrasi (NASDEM). Nasdem adalah salah satu partai baru yang secara mengejutkan lolos dari verifikasi KPU. Total keseluruhan partai yang lolos verifikasi yang akan bertarung di pemilu 2014 sebanyak 10 partai, namun dari 10 partai diatas belum ada satu pun yang mempunyai figur capres dan cawapres untuk di umumkan dipublik. 

Entah mengapa hanya sekedar wacana atau pun isu-isu mengenai bakal calon belum ada kepastian yang jelas mengenai seorang figur yang akan mengikuti pemilu 2014. Semakin dekatnya pemilu semakin terlihat persaingan sengit antara parpol diatas, strategi politik pun telah disiapkan untuk mensukseskan pemilu yang akan datang. Persaingan poltik pun semakin merebak di kalangan partai, mulai dari memainkan isu-isu politik dengan tujuan ijngin menjatuhkan lawan poltik masing-masing. 

Tidak hanya itu saja, beberapa partai sudah mulai bergerak mencari kader-kader yang berkualitas yang dapat membantu mensukseskan langkah di pemilu 2014 nanti. Perekrutan kader tersebut mulai dari kalangan aktivis sampai artis pun tak luput dari perekrutan partai. Seperti halnya partai PAN yang kemari sempat merekrut seorang artis yang bernama Raffi Ahmad, namun dengan adanya kasus Narkoba yang melibatkan Raffi Ahmad dan salah  satu kader PAN yaitu Wandah Hamida secara bersamaan membuat PAN semakin memperketat dan mempertimbangkan perekrutan tersebut.

Sama hal nya dengan PAN , PPP pun merekrut kader dari kalangan artis, salah satu personil Ungu yaitu Pasha yang bergabung dengan PPP dan juga Nassar KDI dan masih banyak lagi. Pemandangan seperti ini sudah sangat jelas sekali terlihat bagaimana kerasnya  persaingan politik yang terjadi antara partai-partai tersebut. Kekuasaan, kedudukanlah yang akan menjadi fokus atau tujuan awal agar  kedudukan partai pun nyaman di kursi kepemerintahan Republik Indonesia.


Pemilu semakin dekat, semakin kencang pun isu-isu politik diantara partai dan semakin ketat, semakin panas terlihat persaingan. Tidak lepas dari persaingan diatas, terdapat sejumlah permasalahan internal yang terjadi di dalam kubu partai tersebut. Diawali dengan partai Demokrat dimana terdapat beberapa kader Demokrat tersandung kasus korupsi, seperti : 

1. Agusrin Najamudin, Gubernur Bengkulu. Dia kader demokrat yang terlilit Dispenda gate atau kasus korupsi dalam penyaluran dan penggunaan dana bagi hasil pajak bumi dan bangunan. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan PBB/BPHTB di provinsi Bengkulu.
2. Sukawi Sutarip, Walikota Semarang ini asal Partai Demokrat terlibat dugaan penyimpangan APBD 2004 di Semarang, pos dana komunikasi senilai Rp5 miliar.
3. Djufri, Walikota Bukit Tinggi yang juga asal Demokrat terjerat kasus pengadaan tanah untuk pembangunan kantor DPRD dan pool kendaraan sub dinas kebersihan serta pertamanan kota Bukit Tinggi
4. Andrias Palino Popang, Wakil Bupati Tanah Toraja terlibat kasus korupsi anggaran pendapatan dan belanja Tanah Toraja 2003-2004 senilai Rp1,9 miliar. 5. Satono, Bupati Lampung Timur terlilit kasus dugaan penyimpangan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah periode 2005-2008.
5. As’ad Syam, anggota DPR periode 2009-2014 Daerah Pemilihan (Dapil) Jambi. Ia tersangkut perkara korupsi pembangunan pembangkit listrik tenaga diesel Sungai Bahar senilai Rp 4,5 miliar saat menjabat Bupati Muaro Jambi. Ia divonis empat tahun penjara dan denda Rp 200 juta subsider 6 bulan kurungan. Vonis itu merupakan putusan Mahkamah Agung (MA) yang membatalkan vonis bebas terhadap As’ad dari Pengadilan Negeri Sengeti pada 3 April 2008.
6. Yusran Aspar, anggota DPR periode 2009-2014 Dapil Kaltim. Ia tersandung korupsi biaya pembebasan tanah kompleks perumahan PNS senilai Rp 6,3 miliar semasa menjabat Bupati Panajam Pser Utara, Kalimantan Timur, periode 2003-2008. Di tingkat kasasi di MA, Yusran divonis bersalah dan harus menjalani hukuman satu tahun enam bulan serta denda Rp 100 juta. Vonis jatuh pada tahun 2009. Vonis itu menggugurkan putusan Pengadilan Negeri Tanahgrogot pada Januari 2008 yang membebaskan Yusran dari dakwaan korupsi.
7. Sarjan Tahir, anggota DPR periode 2004-2009. Ia terlibat dalam perkara suap alih fungsi hutan mangrove untuk Pelabuhan Tanjung Api-api. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi memvonisnya 4,5 tahun penjara.
8. Ismunarso, Bupati Sitobondo, Jawa Timur, periode 2005-2010. Ia tersandung korupsi APBD Kabupaten Situbondo 2005-2007 senilai Rp 43 miliar. Hakim Pengadilan Tindak Pindana Korupsi menjatuhkan vonis sembilan tahun penjara.
9. Yusak Yaluwo, Bupati Boven Digoel, Papua. Ia terlilit korupsi APBD 2005-2008 dan pengadaan tangker LCT 180 Wambon. Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menjatuhkan vonis 4,5 tahun penjara.
10. Amrun Daulay, anggota DPR periode 2009-2014 Dapil Sumut II. Ia menjadi tersangka dugaan korupsi dalam pengadaan mesin jahit dan sapi impor senilai Rp 25 miliar saat menjabat Dirjen Bantuan Jaminan Sosial dan Departemen Sosial.
11. Nazaruddin, anggota DPR periode 2009-2014 Dapil Jatim IV. Ini yang paling anyar. Ia menjadi tersangka dalam kasus dugaan suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Palembang, Sumatera Selatan, dengan nilai proyek mencapai Rp 191 miliar.
12. Angielina Sondakh berasal dari Sulawesi utara. Sekarang ini telah ditahan oleh KPK karena dugaan Korupsi Pada pembangunan Wisma Atlet serta di Kementrian pendidikan.

13. Andi Malarangeng, menteri pemuda dan olahraga yang kini dalam penahan KPK yang masih di proses terkait kasus Hambalang. Dan masih ada beberapa nama lagi yang sering disebut-sebut oleh media.
(sumber pedoman news dan koruptorindonesia.com)

Kini Nasdem tidak luput dari badai poltik yang melanda kubu tersebut, mulai dari perpecahan yang diawali dengan mundurnya CEO MNC TV GROUP Hary Tanoe (HT) yang tidak sepakat dengan majunya Surya Paloh sebagai Ketua Umum partai Nasdem. Tidak hanya itu ada beberapa DPW yang ikut mengudurkan diri sebgai kader partai Nasdem dengan alasan tidak setuju mengenai Surya Paloh sebgai Ketum.  

Selanjutnya yang menjadi korban dari badai politik 2014 adalah PKS, Diawali  dengan penangkapan presiden partai PKS Luthfi Hasan Isaaq terkait kasus kegiatan impor daging beku dari Australia. Akhirnya Luthfi mengudurkan diri sebagai presiden partai dan harus rela di hukum sesuai dengan perbuatannya.

Ini lah sebuah gambaran kecil mengenai persaingan poltik yang terjadi diantara partai politik Indonesia, yang dimana saling memanfaatkan situasi, kondisi, atau pun moment yang terjadi di sekitarnya dengan tujuan akhir adalah SEBAGAI PEMENANG DI PEMILU 2014 dan ini lah beberapa nama Partai Politik yang terkena imbas dari badai tsunami politik yang terjadi saat ini.